Kelezatan Sambal Bu Rudy Khas Surabaya yang Terkenal



Tiga varian sambal Bu Rudy. Sumber: Depot Bu Rudy

Apa yang terlintas di benak kalian saat saya menyebut kota Surabaya? Patung Sura dan Baya? Lontong balapnya yang khas? Tunjungan Plaza? Atau bahkan Crazy Rich Surabayans yang sempat meramaikan dunia maya? Hal-hal tersebut memang identik dengan ibu kota Jawa Timur ini. Tapi saya yakin, beberapa dari kalian pasti ada yang membatin sambal Bu Rudy. Nggak salah juga.

Hampir setiap tahun saya berkunjung ke Surabaya terutama saat libur lebaran untuk berkunjung ke rumah saudara. Sayangnya, karena keterbatasan waktu dan belum ada keberanian untuk menjelajah kota sendirian saat itu, saya belum banyak mengeksplor kota Pahlawan ini. Hanya beberapa lokasi wisata dan bersejarah yang sudah pernah saya kunjungi, misalnya Jembatan Merah, Pasar Atom, dan Tugu Pahlawan. Beberapa mall seperti Tunjungan Plaza hanya sekadar numpang lewat, sementara Galaxy cuma untuk menonton film Harry Potter and the Deathly Hallows dan Marvell City untuk menyaksikan Transformers dalam versi 3D.

Lucunya, meski beberapa kali pergi ke Surabaya dan jaraknya hanya memakan waktu dua jam dari kota tempat tinggal saya (Malang), saya baru tahu soal sambal Bu Rudy ketika bekerja di Jakarta sekitar dua setengah tahun yang lalu. Padahal, sambal yang satu ini menjadi salah satu makanan legenda dan primadona bagi wisatawan. Cukup menyesal memang dan membuat saya berpikir, “selama ini ngapain aja sampai sama sekali nggak tahu soal ini?”

Akhirnya, saya berniat untuk mencari tahu, apa sih yang istimewa dari sambal Bu Rudy ini. Sekitar setahun yang lalu, kebetulan saya kehabisan tiket kereta api dari Malang menuju Jakarta setelah libur tahun baru sehingga mau tak mau harus berangkat dari stasiun Pasar Turi Surabaya. Kereta menuju perantauan dijadwalkan berangkat pukul sembilan malam dan saya memutuskan untuk berangkat lebih pagi dengan maksud mencari si Bu Rudy yang terkenal itu sekaligus menyempatkan jalan-jalan sebentar dalam kota.

Menggunakan sepeda motor pinjaman saudara, saya dan Papa berkeliling kota Surabaya. Well, nggak semuanya dilewati juga, sih. Di tengah hawa panas yang luar biasa, tentu kami kelaparan sehingga saya langsung meminta Papa untuk mengarahkan motornya ke jalan Anjasmoro nomor 45 dan mencari tempat di mana sambal Bu Rudy dijual. Setelah sempat tengok kanan-kiri jalanan, akhirnya ketemu juga rumah makan yang kami cari.

Restoran Depot ini berupa sebuah rumah bergaya cukup lawas besar yang terletak di tepi jalan. Papan berwarna merah dengan foto seorang ibu yang ikut mejeng di situ. Yap, menurut informasi yang beredar, Bu Rudy, seorang wanita asal Madiun yang bernama asli Lanny Siswandi ini tak mau menyebut rumah makannya sebagai restoran melainkan depot karena ia tidak menjual menu yang pasti dan selalu berubah. Memasuki rumah, kami disambut dengan hamparan oleh-oleh khas Surabaya dan berbagai camilan. Mata saya langsung tertuju pada botol-botol kecil dengan tutup warna kuning dan hijau yang ditata di salah satu sudut ruangan. Saya menyambar dua variasi sambal, yaitu sambal bawang yang bertutup kuning dan sambal ijo dengan tutup warna hijau pula. Sebenarnya, masih ada variasi sambal bajak tetapi saat itu saya belum tertarik mencobanya. Selain sambal, Bu Rudy ini juga terkenal dengan paket udangnya.

Memang benar. Saya akui kalau orang-orang yang mengatakan sambal Bu Rudy ini enak dan sampai membawanya ke luar kota, mereka tidak berlebihan. Produk olahannya ini benar-benar endeeeessss. Sambal bawang dan sambal ijo tersebut langsung menjadi favorit saya, si penggemar masakan pedas. Perpaduan rasa bawang dan pedas cabainya yang nggak main-main ini benar-benar lezat, ditambah dengan aroma gurih bawang yang khas. Bahkan, saat hanya dimakan bersama nasi hangat yang masih mengepul pun nikmat. One word: Heaven! 
Sambal ijo-nya sendiri juga enak meski lebih jinak alias tidak pedas. Berbeda dengan sambal ijo pada umumnya, rasa ikan lebih mendominasi sebab sambal ini dibuat dengan campuran ikan peda. Jadi jangan sekali-kali kalian membayangkan sambal hijau ala warung atau rumah makan Padang, ya. Karena enak banget, saya sering colek-colek sambalnya dan memakannya langsung (sedikit demi sedikit) dari sendok. Dari segala nilai plus yang saya berikan, kekurangan sambal ini menurut saya hanya ada satu. Seharusnya, Bu Rudy memberikan sebuah warning pada botolnya untuk mengingatkan penikmatnya bahwa sambal ini bikin ketagihan.

Selain itu, kesegaran cabai dalam pembuatan sambal ini pun sangat dijaga oleh Bu Rudy dan diolah tanpa bahan pengawet. Sambal ini bisa tahan hingga satu bulan dalam suhu ruangan atau hingga tiga bulan bila dimasukkan ke dalam kulkas.

Dinner malam ini dengan sambal Bu Rudy. Abaikan Roger Taylor di belakang

Baru-baru ini, seorang rekan kerja saya membawakan sebotol sambal bawang Bu Rudy setelah ia melakukan tugas dinas di Surabaya. And I can’t thank her enough, tepat saat saya sedang membayangkan enaknya makan sambal dan rencana untuk membelinya saat libur Natal dan tahun baru mendatang.

Sambal Bu Rudy memang mempunyai cita rasanya tersendiri. Bu Rudy sang inovator meraih kesuksesan lewat sebotol sambal yang menggoyang lidah orang-orang nusantara dar berbagai kalangan termasuk selebriti dan pejabat. Jadi, bagi kalian yang main-main ke Surabaya (atau ada yang sedang di Surabaya untuk dititipi oleh-oleh), jangan ragu untuk menyebut sambal Bu Rudy. Harganya pun terjangkau, satu botol sambal berukuran 110 gram hanya dibanderol Rp. 26.000. Untuk satu paket sambal berisi tiga varian sambal (bawang, ijo, bajak), kalian cukup merogoh kantong sebesar Rp. 75.000. Tapi, bila sudah terlanjur penasaran dan mau segera mencoba, Bu Rudy juga melayani pesan antar, simply dengan menghubungi nomor telepon 031 592 0996 atau mengunjungi website Depot Bu Rudy langsung.

Tempat yang saya datangi saat itu merupakan salah satu cabang rumah makannya. Depot pusat Bu Rudy sendiri berada di jalan Dharmahusada nomor 140 kota Surabaya. Cabang lainnya berada di Kupang Indah, Pasar Atom, dan Pusat Grosir Surabaya.

Comments

  1. Dua tahun di Surabaya malah gak pernah nyobain

    ReplyDelete
  2. Aku juga suka sambal bu Rudy. Di Sydney ada resto yg jual ini. Kalau g salah dijual sekitar AUD7/botol deh mba Erlissa

    ReplyDelete
  3. Ya ampppun mbaa, demi apaa, jadi kangen pengen beli sambelnya bu rudi

    ReplyDelete
  4. sambalnya ada level-level gitu enggak Mbak?

    ReplyDelete

Post a Comment