5 Alasan Esensial untuk Berwisata dengan Kereta Api


Kereta Api. Sumber: www.arah.com

#KAI



Traveling dengan kereta api merupakan pilihan yang tepat bagi para budget traveler termasuk saya. Empat tahun hidup merantau, alat transportasi yang satu ini menjadi andalan bagi saya baik untuk mudik maupun liburan ke luar kota. Meski harus berjuang susah payah untuk berburu tiket ketika libur lebaran menjelang, anehnya saya tak pernah kapok naik kereta api. Mengapa?



1. Lebih Hemat
Traveling menggunakan kereta api dijamin akan membantu mengurangi pengeluaran kalian. Harga tiket yang ditawarkan saja sudah termasuk murah dan stabil bagi para budget traveler. Misalnya saja untuk rute Jakarta – Malang atau sebaliknya, saya biasa mengeluarkan uang berkisar Rp. 109.000 hingga Rp. 370.000 untuk satu tiket kelas ekonomi. Bagi kalian yang ingin tetap terlihat classy, silakan mencoba kereta api kelas eksekutif dan bisnis. Harganya memang lebih mahal, namun percayalah bahwa nilai tersebut masih tetap worth it dengan segala kenyamanan prima kelas atas yang diberikan, lengkap dengan tempat duduk nyaman, leg room yang luas, serta selimut wangi untuk menghangatkan perjalanan kalian.

Selain itu, stasiun-stasiun kereta api umumnya terletak dekat dengan pusat kota sehingga tak perlu susah payah mencari transportasi murah begitu menginjakkan kaki di tujuan. Bandingkan saja bila kalian naik pesawat. Jarak dari bandara menuju pusat kota biasanya perlu menempuh waktu sekitar satu atau dua jam. Baik taksi online maupun taksi konvensional sering membuat kita merogoh kocek terlalu dalam.

2. Efisiensi Waktu

Beberapa kereta api memilki jadwal yang cukup menguntungkan bagi budget traveler. Bagi kalian yang ingin berpetualang tanpa membuang banyak waktu di perjalanan, silakan mencoba untuk naik kereta api di malam hari. Saya sendiri saat berkunjung ke Solo dan Semarang memilih kereta dengan jam keberangkatan malam yaitu pukul 22.00 (Senja Utama) dan 23.45 (Argo Sindoro Lebaran) yang dijadwalkan tiba di destinasi sekitar pukul 06.00 – 07.00 pagi. Waktu di sepanjang perjalanan malam tersebut saya manfaatkan untuk beristirahat sehingga peluang untuk menjelajah kota tujuan keesokan harinya lebih banyak. Lumayan menghemat biaya penginapan pula, bukan?

3. Waktu tempuh terlalu lama? That’s the challenge!

Berkendara menggunakan kereta api memang memakan waktu yang cukup lama. Dari Jakarta menuju kota kelahiran saya di Malang saja harus bersabar dengan menghabiskan sekitar 18 jam di atas kereta api. Apakah membosankan? Tentu saja tidak apabila kalian tahu cara menyiasatinya. Saya sendiri biasanya mengisi waktu dengan membaca novel yang sudah saya siapkan di dalam tas bepergian. Sepasang earphone dan playlist yang siap memutar lagu-lagu favorit dan menemani saya untuk memainkan berbagai skenario di dalam kepala.

Durasi perjalanan ini juga bisa membantu kita untuk lebih kreatif, lho. Sambil melihat pemandangan dan mendengarkan musik, bukan tidak mungkin kita bisa menelurkan berbagai ide brilian yang bisa dijadikan bahan untuk berkarya. Kalian tentu tahu, J.K Rowling, bukan? Penulis novel asal Inggris tersebut mendapatkan inspirasi untuk menulis kisah penyihir Harry Potter yang begitu fenomenal saat ia berada di atas kereta api dalam perjalanannya dari Manchester ke London.

Sementara itu bila kalian bepergian bersama keluarga atau sahabat, waktu tempuh ini dapat menjadi quality time yang baik untuk saling meningkatkan intimasi. Ayah saya sering menceritakan isi hatinya justru saat kami sedang berada di atas kereta api sembari melihat-lihat panorama di tepi jendela.

4. Pemandangan yang tidak biasa

Kereta api memiliki jalur tersendiri dan kerap melewati daerah-daerah pedesaan atau country side yang jauh dari hingar bingar perkotaan. Pilihlah tempat duduk yang berdekatan dengan jendela dan kalian akan leluasa memandang panorama indah pedesaan di sepanjang perjalanan serta berkesempatan untuk menyaksikan sunrise saat pagi menjelang. Inilah yang selalu saya nantikan setiap perjalanan menggunakan kereta api. Menyaksikan anak—anak yang dengan riang bermain di tepi sawah dengan sapi mereka cukup menghibur bagi saya. Namun ketika kereta melewati rumah-rumah penduduk yang berada di tepi rel, saya bisa belajar untuk melihat berbagai tingkat kehidupan sosial masyarakat.

Satu hal yang membuat saya sangat takjub adalah saat berkunjung ke Bandung dari Jakarta. Kereta api yang saya tumpangi melintasi jembatan kereta api terpanjang bernama Jembatan Cikubang. Jalur ini cukup menguji adrenalin sebab jembatan ini hanya terdiri dari satu lintasan rel kereta yang disangga pilar-pilar dibawahnya, sehingga kereta seakan tampak melayang di antara pegunungan Bumi Parahyangan yang menyuguhkan panorama epik.

5. Mengenal orang dengan berbagai tipe
Naik kereta api ‘memaksa’ kita untuk berbagi tempat duduk dengan orang asing. Karena kerap naik kereta, saya sering mendapat tempat duduk entah bersama pekerja kantor yang tengah berlibur, mahasiswa, dan bahkan pedagang yang sedang pulang kampung. Biasanya, kami saling bertegur sapa, mendengar cerita dan pengalaman dengan mereka, atau sekadar basa-basi menawarkan makanan. Berbagai kejadian kurang mengenakkan pun pernah terjadi, seperti bapak sebelah yang tak sengaja bersender saat tertidur, ibu-ibu yang suka sibuk sendiri tanpa memerhatikan tempat, atau suara bayi di ujung sana yang cukup mengalihkan perhatian. Namun, di luar hal tersebut sebenarnya kita juga dipaksa untuk belajar bersosialisasi dan menghadapi orang-orang dengan berbagai sifat. Akhirnya semua akan dikembalikan ke diri kita masing-masing, apakah kita sanggup menyiasatinya secara dewasa?

Comments

  1. Aku setuju banget. Kalau jam kereta lebih banyak, aku pasti pilih naik kereta dari pada travel. Serius, lebih banyak kenal orang. Seru juga liat alam yang tak pernah kita lalui sebelumnya.
    satu lagi, entah kenapa mie goreng di kerata api enak banget T_T

    ReplyDelete
  2. Aku juga suka naik kereta bebas macet,murah, juga menyenangkan.
    Sayang di Lampung keretanya antar provinsi.

    ReplyDelete
  3. Suka juga naik kereta, cepat bebas macet

    ReplyDelete

Post a Comment