Tragedi Handphone Hilang

Dalam hidup memang ada aja kejadian yang nggak terduga. Baik itu kejadian sedih, bahagia, konyol, dan menegangkan, nggak ada yang tahu yang mana akan menimpa kita. Dan kali ini, aku harus menghadapi satu kejadian yang menegangkan yang entah kenapa bertepatan di malam ulang tahunku. 

Malam itu, aku menumpangi bus Transjakarta menuju ke Stasiun Pasar Senen dari Lebak Bulus. Beberapa menit berlalu, bus mulai terisi penumpang dan si supir mulai bersiap untuk menyetir di belakang kemudi. Kondektur mulai mengecek kendaraan, menutup pintu, dan bersiap menjalankan tugasnya untuk berjaga di setiap perhentian halte. Everything goes normal. Hingga akhirnya, aku yang duduk di bagian depan (iya, kan cewek) dibuat ikut kaget dengan insiden yang terjadi. Si supir kehilangan handphone-nya.

"Eh, handphone gue mana, ya?" tanya supir itu ke kondekturnya.

"Lho, tadi ditaruh mana?" jawab si kondektur

"Iya nih, kok nggak ada. Jatuh nih jangan-jangan," balas supir bus itu. Aku lihat mukanya sudah panik sambil meraba dan merogoh kantong celananya.

Ya gimana, sudah dasarnya juga aku orangnya gampang parno dan panik, aku ikut deg-deg dong jadinya melihat kedua orang itu di depan. Pikiran sudah mulai melayang kemana-mana, teringat kejadian dulu waktu kuliah aku pernah kehilangan handphone di kendaraan umum juga. Secara refleks aku pegang tas ranselku kuat-kuat dan ikut meraba kantongku untuk memeriksa punyaku yang untungnya masih berada di tempatnya. Mataku nggak bisa terlepas dari duo supir dan kondektur yang tampak panik itu. 

Jangan-jangan ada copet di sekitar sini

Si kondektur coba membantu, "Berapa nomor handphone-nya, sini gue telepon"

"08... Waduh gak inget gue," jawab supirnya sambil duduk di kursi supir dan masih meraba-raba kantongnya.

Yah, si Bapak pake acara nggak ingat nomor sendiri

Dan akhirnya, supir bus ini pun pasrah, "Ya sudah deh hilang, mau gimana lagi. Gue udah pasrah hilang. Biarin aja."

Sedih juga mendengarnya. Kebayang, kan, berapa kontak yang harus hilang, juga chat-chat sampah dan gambar-gambar hina yang jadi koleksinya hilang gitu aja.

Mereka pun akhirnya bersiap untuk segera berangkat. Tangan si supir sudah berada di atas roda kemudi, dengan sedih siap mengendarai bus berwarna biru ini.

Asal jangan tiba-tiba ditabrakin ke truk tronton atau masuk ke galian MRT aja sih. It's my f**king birthday!

Hingga kemudian, ada kejadian mengejutkan lainnya yang menyusul.

"Lah, ini handphone gue!" teriak si supir.

"Yeee, gimana sih lo kok ditaruh situ. Gue juga nggak keliatan tadi!" balas si kondektur.

"Lupa juga sih, gue naruh di situ." kata supir.

TERNYATA HANDPHONE-NYA NEMPEL AJA GITU DI JENDELA BUS PAS DI SEBELAH KEPALA SUPIRNYA

Dan nggak tau gimana kok bisa ditaruh nempel di jendela kayak gitu.

Alhasil aku pun harus bolak-balik menahan supaya nggak ngakak sepanjang jalan menuju Pasar Senen yang memakan waktu kurang lebih dua jam gara-gara aksi live lawak gratisan ini.

Comments