Nonton Bareng: Manchester United vs Liverpool

Sabtu, 10 Maret 2018

Salah satu bagian acara yang dinantikan oleh para penggemar bola dihadirkan juga di acara LFC World Tour di Jakarta kemarin, yaitu nonton bareng big match antara Manchester United vs Liverpool. Ini adalah momen yang sangat pas karena pertandingan yang dikenal juga dengan sebutan North West Derby itu sudah terkenal di seantero jagad persepakbolaan sebagai perseteruan paling panas, nggak cuma untuk pemainnya, tetapi juga pendukungnya. Istimewanya, kali ini kita bisa mendengarkan komentar langsung dari empat pemain legenda Liverpool yang ikut datang ke acara ini. Mereka adalah Gary McAllister, Roy Evans, Patrick Berger, dan Jason McAteer.

Acara nonton bareng di LFC World Tour sayangnya terlalu menggiurkan untuk diabaikan. Sejujurnya, aku sudah lama nggak mengikuti pertandingan-pertandingan Liverpool sejak Daniel Agger pindah ke Brondby. Terakhir nobar Liverpool pun waktu kuliah. Sekarang sudah tiga tahun lamanya aku berpindah region ke Bundesliga dan mendukung Bayer Leverkusen. Dan setelah berpikir berulang kali, hitung-hitung sudah kangen juga rasanya nobar, aku memutuskan untuk pergi saja dan ajak Kak Riesa.

Sesampainya di Mall Taman Anggrek tempat acara digelar, aku hanya bisa melongo. Heboh juga, antreannya panjaaaang banget. Belum lagi, pendukung fanatik yang sedang antre itu menyanyikan You'll Never Walk AloneThe Fields of Anfield Road, When The Reds Go Marching In dan chants lainnya entah sampai berapa kali. Musik yang dimainkan di Mall Taman Anggrek kayaknya sudah kalah keras dibandingkan dengan suara mereka. Aku cuma bisa tahan ketawa. Entahlah, it sounds funny to me, tapi kangen juga sama atmosfer yang satu ini. Jadi ingat waktu menonton pertandingan Liverpool di Gelora Bung Karno tahun 2013 lalu. Mirip banget ramenya. 

Menuju jam kick off pertandingan, ratusan pendukung sudah memadati area nobar sampai ke lantai atas Mall. Aku dan Kak Riesa bahkan kesulitan menemukan spot yang enak buat nonton. Kami sudah berjalan sampai kaki pegal memutari mall dari lantai empat ke lantai bawah tapi semua sudah padat dan rapat. Hasilnya, kami memang bisa nonton, tapi cuma dapat setengah layar dan itu pun berdiri di lantai dua Mall. 

Mending nonton di rumah.

Seperti biasa, sekitar 10 menit sebelum pertandingan, lagu You'll Never Walk Alone mulai dinyanyikan. Mereka yang sudah pemanasan nyanyi saat antre tadi, sekarang sudah bisa choir bareng dengan kompak dari lantai satu sampai lantai empat. Nggak ketinggalan, mereka bernyayi sambil angkat syal, spanduk, dan jersey. Ikonik banget. Mereka juga kompak bersorak saat starting eleven Liverpool dibacakan, memuja pemain The Reds yang akan bertanding malam itu. Dan nggak nyangka, ada satu hal yang ternyata tetap dilakukan oleh para fanatik ini selama aku tinggal tiga tahun. Mereka tetap menyoraki "boo" nama-nama pemain Manchester United yang ditampilkan di layar line up dan menyanyikan Oh Manchester is full of sh*t.

Really?

Sejujurnya sejak nonton Bundesliga, aku sudah menjadi penonton sepak bola yang lebih kalem.

Pertandingan Manchester United lawan Liverpool malam itu ditayangkan di layar besar Main Hall Taman Anggrek.  Suasana nobar sangat meriah dan ramai. Antusiasme dan rasa gemas penonton jelas terlihat saat mereka melihat pemain yang didukungnya sibuk mengoper bola di lapangan. Teriakan lengkap dengan gesture kecewa saat striker gagal memasukkan bola juga bisa dilihat di venue. 

Lagi. Sejujurnya aku takut besoknya Mall Taman Anggrek masuk koran karena roboh gara-gara acara nobar ini.

"Shoot!!"

"Kiri... kiri!"

"Kiri kosong, tuh"

"Ah, kelamaan bawa bola, sih"

"Aduh, ngapain sih itu jatuh"

"Eh, hand... hand!"

Begitulah teriakan khas dari para fans yang ikut nobar, seakan para pemain yang ada di layar bisa mendengar apa yang mereka teriakkan. Bahkan saat setiap bola yang dibawa pemain Manchester United digiring menuju gawang Liverpool, sebelahku berteriak, "Pahit... pahit... pahit..." Entah apa maksudnya.

Sayangnya, pertandingan big match kali ini dimenangkan oleh Manchester United. Meski begitu, perjuangan dan dukungan para supporter Liverpool di sini perlu diapresiasi dengan standing ovation, karena meskipun kalah 2-1, mereka tidak meninggalkan lokasi acara, tetap menonton dan bernyanyi segala chants Liverpool hingga peluit panjang dibunyikan. Classic. Cukup mengobati rasa kangenku akan nonton bareng sepak bola.

Comments