Johannes Gutenberg, Sang Inovator Mesin Cetak Pertama di Dunia

Meskipun teknologi semakin berkembang pesat di era kini, tentu ada sebagian dari Anda yang masih memilih untuk membaca media cetak. Membaca dan memegang bentuk fisik sebuah buku dan menikmatnya. Namun, apakah Anda sempat memikirkan bagaimana awalnya tulisan-tulisan yang tercetak di media tersebut ada? Ya, sekarang memang kita sudah mengenal mesin pencetak yang biasa kita sebut printer dan mesin fotocopy, tetapi bagaimana dengan ratusan tahun yang lalu? Bagaimana perkembangannya sehingga kita akhirnya bisa menikmati tulisan yang berjajar rapi di depan mata?


Ialah Johannes Gutenberg, seorang yang patut kita apresiasi jasanya. Berkat kejeniusan Gutenberg, kita dapat mengenal dan menikmati tulisan cetak. Ia lah sang penemu printing press atau alat cetak. 

Johannes Gutenberg lahir di kota Mainz, Jerman, di antara tahun 1394 dan 1404 dengan nama Johann Gensfleisch zum Gutenberg. Ia adalah seorang pandai besi dan pandai emas. Sekitar tahun 1434, Gutenberg pindah dan tinggal di Strasbourg, berinvestasi dengan membuat souvenir cermin bagi para peziarah kota Aachen yang disebut dengan holy mirrors. Cerminnya terbuat dari paduan timah yang dilelehkan dan dituang ke dalam gips, dipercaya dapat menangkap arwah suci dan bisa memberikan kesembuhan. 

Gutenberg kemudian dilanda krisis keuangan. Dalam posisinya yang terhimpit inilah, ia mencetuskan ide yang sangat brilian. Dengan pinjaman uang yang ia dapatkan dari pebisnis kaya raya bernama Johann Fust, Gutenberg menciptakan alat cetak pertama di dunia. Sebelum ada mesin cetak, buku dan segala bentuk tulisan dibuat dengan tangan diatas papyrus, lilin, atau perkamen. Terbayang bagaimana sulit dan melelahkannya apabila buku tersebut harus diproduksi dalam jumlah yang banyak. Gutenberg pun muncul sebagai pahlawan dengan penemuannya yang sangat berpengaruh di era Rennaisans saat itu.


Source: psprint


Mesin cetak pertama Gutenberg tercatat dibuat pada tahun 1450 di Strasbourg, Jerman. Pada zaman itu, pengoperasiannya hanya dengan menggunakan tenaga tangan manusia. Untuk melakukan pencetakan, pertama-tama potongan metal yang dibentuk menjadi huruf dan tanda baca diatur dalam sebuah frame supaya meghasilkan kata-kata dan kalimat. Blok-blok huruf ini kemudian diberi tinta dan sebuah kertas diletakkan diatasnya lalu ditekan secara merata untuk memastikan semua tinta benar-benar menempel di kertas. Kata-kata dan kalimat ini semua dalam keadaan terbalik dari kanan ke kiri, sehingga ketika kertas diangkat, hasilnya berupa tulisan dengan susunan normal seperti yang kita baca saat ini.

Replika Gutenberg Printing Press. Source: Biography Online

Alat cetak milik Gutenberg ini merupakan inovasi yang sangat berperan dalam eranya. Berkat temuannya ini, proses mencetak tulisan menjadi lebih mudah, dan tentunya sangat menghemat waktu dan tenaga apabila tulisan harus dicetak dalam jumlah yang banyak. Gutenberg pun membuat buku cetak pertamanya secara massal (sebanyak 180 copy) yang terkenal dengan nama The Gutenberg Bible . The Gutenberg Bible adalah reproduksi dari kitab suci yang ada, dibuat dengan kualitas dan desain yang dinilai sangat baik di masanya. Kini buku ini telah menjadi bukti dan warisan sejarah dunia yang sangat berharga.



Johannes Gutenberg meninggal dunia pada Februari 1468 di kota kelahirannya, Mainz. Namun, buah pikiran, inovasi, dan hidupnya telah diabadikan dalam sebuah museum yang terletak di jantung kota Mainz, yaitu The Gutenberg Museum. Museum ini didirikan oleh penduduk kota Mainz pada tahun 1900 dan didedikasikan kepada sang Man of Millenium. The Gutenberg Museum kini menjadi salah satu tempat wisata sejarah yang patut dikunjungi saat berwisata ke Jerman. Di situ pula, Anda dapat melihat The Gutenberg Bible yang otentik dibuat di pertengahan abad ke-15.

Comments