Sudahkah Kalian Menjadi Traveler yang Baik?

Traveler. Sumber: phinemo.com


Setiap orang pasti senang jalan-jalan dan mengunjungi beragam tempat yang indah di penjuru dunia. Selain sebagai bentuk penyegaran akibat kejenuhan bekerja, traveling juga menjadi sarana untuk membuka wawasan akan dunia. Kita akan diperkenalkan dengan banyak orang dari berbagai latar belakang, budaya tradisional, dan pengalaman tak terlupakan. Oleh karena itu, perlu diingat bahwa traveling bukan semata-mata untuk berfoto dengan latar belakang ikonis.

Traveling memang menyenangkan, namun menjadi traveler yang baik adalah tantangan. Banyak berita yang menyiarkan tentang sampah yang menumpuk di gunung karena ditinggalkan begitu saja oleh para pendakinya. Atau ingatkah kalian soal sekelompok pendaki yang memetik bunga langka di gunung dan menjadikannya obyek berfoto? Keadaan merusak lingkungan ini sangat disayangkan. Contoh tersebut akan membuat kalian mendapat citra sebagai traveler yang buruk. Jadi, bagaimana caranya supaya kita digolongkan ke kelompok traveler yang baik?

1. Tidak malu bertanya dan berkomunikasi

Ada peribahasa yang mengatakan bahwa malu bertanya sesat di jalan. Tersesat memang bisa mengantar kita menuju tempat tak terduga, namun bila kita tersesat tanpa arah tentu akan menjadi masalah besar. Maka dari itu, janganlah malu untuk sekadar menanyakan arah kepada orang sekitar sembari membuka aplikasi penunjuk jalan. Lalu, kita sepatutnya tidak bertingkah seperti orang yang tahu segalanya or you will loose everything worth knowing! Traveling itu penuh kejutan dan sarat cerita.

2. Sopan

Sesederhana mengatakan “tolong” dan “terima kasih” akan membuat orang lain merasa dihargai. Menjaga sikap untuk tetap sopan adalah salah satu kunci kepribadian yang penting di manapun kalian berada, apalagi bila kalian jauh dari dunia yang kalian tahu. Satu hal lagi, jangan lupa untuk tersenyum serta menjaga perkataan dan suara kalian.

3. Jaga Jarak

Kalian harus sadar bahwa kita memiliki personal space. Umumnya, jarak sosial antara sesama orang yang belum saling kenal adalah sekitar 1.5 hingga 3 meter. Berada terlalu dekat saat menanyakan sesuatu dapat membuat orang lain merasa tak nyaman. Contoh lain adalah ketika mengantre, apakah kalian terkadang merasa terganggu bila ada orang di belakang yang berdiri terlalu dekat hingga kalian bisa merasakan napasnya di leher kalian? Atau ibu-ibu yang mengantre dan kalian terdorong oleh dadanya? So, yap, mind the gap, fellas.

4. Menghargai budaya tempat yang kita kunjungi

Setiap daerah memiliki adat dan budaya yang berbeda-beda dengan aturan do and don’ts. Sebaiknya, kita tidak meremehkan dan mengacuhkan kaidah yang ada dan berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan, termasuk dalam berpakaian. Misalnya, saat kalian mendapatkan kesempatan untuk menyaksikan suatu upacara adat namun tidak diperbolehkan mengambil gambar. Mereka pasti memiliki alasan tersendiri, sehingga ada baiknya kita ikuti atau kalian akan dicap sebagai traveler yang buruk. Contoh lain adalah sesajen dan bunga-bunga persembahan yang tersebar di jalanan di Bali. No, darling, jangan pernah berpikiran untuk mengambil atau bahkan menginjaknya.

5. Berbaur dan menyesuaikan diri

Menyesuaikan diri dengan sekitar bisa membuat kalian merasa nyaman berada di lingkungan baru. Bayangkan saja bila kalian bisa membaur dengan orang-orang setempat, besar kemungkinan kalian akan mendapatkan pengetahuan yang lebih dari sekadar yang tertulis di buku-buku panduan. Maka dari itu, ada baiknya kita juga ikut memperlajari bahasa mereka, setidaknya ungkapan-ungkapan dasar.

6. Keep an open mind
Sekali lagi, pada hakikatnya traveling bukan sekadar jalan-jalan dan berfoto ria di depan landmark kota yang terkenal kemudian memamerkannya di media sosial. Melalui traveling, kita akan belajar banyak hal yang tak akan tertulis di buku pelajaran sekolah hingga berbagai pengalaman berharga yang tak terlupakan. Mungkin beberapa budaya ada yang tidak sesuai dengan nilai yang kalian pegang, tetapi penting bagi kalian untuk tetap membuka wawasan dan menerima masukan secara bijak.

7. Menjaga kebersihan

Satu hal yang mudah namun kerap diabaikan. Usai menginap di hotel setidaknya kita bisa membereskan kamar, misalnya dengan merapikan kasur dan tidak meninggalkan sampah secara sembarangan. Begitu pula ketika selesai makan di restoran cepat saji, buanglah sisa-sisa makanan dan kertas di tempat yang telah disediakan. Ya, semudah itu.

8. Selalu berjaga-jaga

Tidak ada yang tahu apa yang akan kita hadapi selama jalan-jalan. Oleh karena itu, ada baiknya jika kita mempersiapkan segala keperluan terutama obat-obatan dalam tas traveling kita untuk berjaga-jaga. Selain uang, kebutuhan lain seperti peta, gadget, atau amenities juga tidak boleh dilewatkan.

9. Berkemas seperlunya

Buatlah diri kalian nyaman saat traveling, salah satu caranya adalah dengan membawa barang-barang yang diperlukan secukupnya. Membawa barang terlalu banyak dan besar hanya akan menambah beban, tak hanya beban diri sendiri tetapi juga untuk pengeluaran bagasi.

10. Menulis kartu pos

Yes! Pilihlah satu kartu pos yang menggambarkan tempat yang kalian kunjungi. Sapa teman kalian dengan menuliskan sepatah dua patah kata, bubuhi perangko, lalu masukkan ke bis surat dan kirimkan langsung dari tempat kalian berada. Percayalah, kartu pos akan menjadi oleh-oleh dan souvenir manis yang paling berkesan dari sebuah perjalanan.

Comments

  1. Bener banget kartu pos juga bisa menjadi oleh-oleh paling berkesan

    ReplyDelete
  2. Kebersihan nih yang keknya masih pr banget buat pariwisata di indonesia. Alamnya udah indah tapi kotor karena ulah orang orang yang gak peduli, hiks

    ReplyDelete

Post a Comment