Menyikapi Politik dengan Tertawa

Sumber: cintayesus009.wordpress.com



Berbicara soal politik memang berat, apalagi jika terlibat di dalamnya. Apalagi, sebentar lagi kita memasuki musim pemilihan calon presiden untuk periode tahun 2019-2024. Banyak tokoh-tokoh politik yang mulai melemparkan serangan untuk menggali simpati dan mencari dukungan. Mereka akan berusaha menghalalkan segala cara demi kekuasaan, meskipun tindakan yang dilakukan adalah politik kotor. Sumpek? Eneg? Sudah pasti. Tetapi, haruskah semua itu dibikin pusing?

Teringat saat masa-masa kuliah, empat tahun yang lalu saya pernah mengangkat topik humor politik sebagai materi skripsi kelulusan sarjana. Obyek penelitian yang saya gunakan adalah kartun animasi Bang One yang saat itu kerap muncul di salah satu stasiun televisi Indonesia. Dari sini, saya dapat menyimpulkan bahwa humor politik yang ditayangkan oleh media massa merupakan salah satu produk jurnalistik yang digunakan untuk menanggapi fenomena-fenomena sosial di sekitar masyarakat dan biasanya menggunakan sudut pandang audiens. Tak hanya itu, humor-humor politik juga dipakai sebagai sarana untuk menyentil para penguasa dengan maksud satir, menyampaikan kritik dan opini dalam bentuk komunikasi yang implisit. 
 


 
Sebenarnya, humor politik tidak hanya dibuat oleh media massa. Thank God for the democracy. Sebab, upaya penyampaian opini dengan nada satir ini tak akan terlaksana bila tidak ada kebebasan berpendapat. Kita para masyarakat pun bebas untuk mengungkapkan opini melalui media sosial. Lihat saja, kini banyak orang yang berekspresi baik di akun Facebook, Twitter, maupun Instagram untuk mengkritisi dan menertawakan para lakon-lakon politik.

Mengutip pernyataan Maman Suherman yang disiarkan melalui website VOA Indonesia, fenomena humor dalam menanggapi persoalan politik ini mencerminkan dua hal, yakni kedewasaan dan keletihan masyarakat. Artinya, orang-orang sekarang sudah dewasa dalam menghadapi dan mengatasi situasi panas politik yang merambah ke masyarakat. Di sisi lain, mereka juga ada yang lelah melihat tingkah-tingkah para penguasa negeri ini dan membuat kondisi semakin carut marut, akhirnya melontarkannya dalam bentuk candaan dan mendinginkan keadaan. Tak jarang cuitan mereka akhirnya viral, sebut saja seperti Eko Kunthadi. Dikutip dari website yang sama, unggahannya tentang botol hijau air mineral bermerek Equil di meja rapat Ahok sempat menjadi topik hangat di dunia maya.



 
 
Hingga tahun 2018 yang sebentar lagi akan berakhir ini saja sudah banyak humor atau meme yang lahir dari kepala-kepala kreatif orang Indonesia. Mulai dari humor soal Ibu Susi Pudjiastuti dengan perintah penenggelaman kapal yang terkenal hingga Kak Seto. Pemilihan gubernur dan wakil gubernur Jakarta kemarin juga menjadi guyonan yang tak ada habisnya. Atau, masih ingatkah kalian soal bakpao papa gara-gara mobilnya menabrak tiang? Lalu, baru-baru ini Ratna Sarumpaet yang menjadi obyek guyonan para netizen karena persoalan derek mobil dan kisah hoax sukses tentang operasi plastiknya. Akhirnya, sekarang siapkan diri kalian untuk menyambut humor pemilihan presiden 2019.


 
 
Nah, humor politik ini lah yang membuat saya bangga dengan masyarakat Indonesia. Bangga karena masih banyak dari orang-orang di sini yang membantu menjaga kewarasan masyarakat luas dan mendinginkan suasana politik yang panas. Bangga karena masih ada di antara kita yang cerdas. Hal ini pun tidak dapat dilakukan dengan mudah, sebab dibutuhkan otak brilian dan pemikiran yang terbuka. Jadi, humor di ranah politik tidak bisa dibuat secara asal-asalan sehingga tidak memicu konflik baru. Meski kalian bagian dari netizen, tetapi jangan selalu beranggapan kalau kalian maha benar. Mari tutup stereotype itu dengan memberikan contoh yang cerdas.


Sumber gambar: IDN Times dan Brillio

Comments

Post a Comment