Dark Tourism: Berwisata Menuju Sisi Gelap Dunia

Jika  kalian ingin travelling, sebagian besar pasti akan memilih tempat-tempat wisata dengan pemandangan yang instagrammable dan kekinian, bangunan-bangunan dengan arsitektur megah, atau yang penuh keriaan. 

Namun, pasti di antara kita juga ada yang penasaran untuk menjelajah tempat yang gloomy. Jalan-jalan ke taman pemakaman misalnya. Atau mungkin ke monumen yang mengisahkan kematian akibat bencana atau peristiwa semacam Camp Auschwitz di Jerman dan Bali Bombing Memorial di Kuta. Pastinya, akan ada sensasi tersendiri ketika kita memutuskan untuk melangkahkan kaki menuju tempat-tempat dengan aura yang lain tersebut.

Ya, kegiatan macam ini memang nyata ada dan disebut dengan dark tourism. Seperti yang dideskripsikan di website www.dark-tourism.com, istilah dark tourism secara umum merujuk pada kegiatan travelling ke tempat-tempat yang erat kaitannya dengan kematian, baik akibat bencana atau korban suatu peristiwa. Alasannya, selain memiliki sensasi tersendiri, orang juga memiliki anggapan bahwa ada hal menarik yang bisa dilihat di balik gelapnya sebuah kisah atau sejarah.

Saya teringat akan cerita teman saya ketika dia berkunjung ke Hamburg tahun lalu. Selain jalan-jalan ke area pelabuhannya yang terkenal, teman saya mengunjungi salah satu kuburan terbesar di Hamburg yaitu Ohlsdorf Cemetery. Alasannya, pertama kuburannya keren. Okay, memang kuburan di sana berbeda dengan di Indonesia karena di Ohlsfdorf lebih terlihat seperti taman yang sangat luas dan bersih, tapi sunyi. Yang kedua, kebetulan juga, teman saya suka sesuatu yang gloomy dan jauh dari keramaian. 

Mari sedikit membahas tentang Ohlsdorf Cemetery atau dalam bahasa Jerman dikenal dengan Friedhof Ohlsdorf. Taman pemakaman yang terletak di wilayah Ohlsdorf, Hamburg ini merupakan satu dari empat pemakaman terbesar yang ada di dunia setelah Wadi-us-Salaam di Irak, Calverton National Cemetery di New York, dan Abraham Lincoln National Cemetery di Chicago. Pemakaman Ohlsdorf diresmikan pada tahun 1877 dengan  luas yang mencapai 400 hektar. Di dalamnya terdapat 12 kapel, 3 museum, dan berbagai mausoleum (makam di dalam bangunan). Dihiasi lebih dari 450 spesies pohon-pohon besar dan rhodendondron, patung-patung malaikat yang diukir indah, danau dan ditambah dengan burung yang berterbangan kesana kemari, tak heran bila pemakaman ini dikatakan keren seperti taman.

Hamburg Ohlsdorf Cemetery. Sumber: significantcemeteries

Ohlsdorf Cemetery di Hamburg juga berfungsi sebagai monumen. Tak hanya bagi warga Hamburg, Ohlsdorf juga digunakan sebagai tempat peristirahatan terakhir bagi para tentara dari berbagai negara yang gugur saat Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Tempat ini menjadi salah satu pemakaman bagi tentara 676 tentara Commonwealth yang meninggal di Perang Dunia I dan 1.889 tentara dari Perang Dunia II. Khusus untuk bagian ini, wilayah pemakaman tentara tersebut berada di bawah pengawasan Commonwealth War Graves Commission Cemetery. Selain itu, di sana terdapat tempat untuk mengenang korban-korban kekejaman rezim Nazi, termasuk korban dari concentration camp, para pekerja paksa, dan kaum Yahudi yang terbantai. Khusus untuk pemakaman Yahudi, tempatnya dinamai sengan Ilandkoppel Jewish Cemetery.

Hamburg Commonwealth War Graves Commission Cemetery. Sumber: tracesofwar

Well, perlu dikatahui bahwa jalan-jalan memang tak melulu harus bersenang-senang, menikmati lembutnya pasir putih di tepi pantai sambil disiram hangatnya sinar matahari, atau "cuci mata" melihat pemandangan yang segar. Ingatlah, salah satu aspek travelling juga edukasi, membekali diri dan menambah pengetahuan dari kegiatan yang dilakukan. Mengunjungi monumen peringatan atau kuburan bersejarah sebenarnya akan menambah pengetahuan sejarah dan kesadaran diri sendiri akan makna hidup.

Museum Taman Prasasti Jakarta. Sumber: pauldechivo
Tetapi kalau ke pemakaman, mungkin kesannya berbeda dengan di Indonesia, mengingat pemakaman di Indonesia jauh dari kesan indah dan peaceful, bahkan lebih terlihat menyeramkan ditambah dengan kepercayaan masing-masing terhadap sesuatu supernatural. Perlu diingat pula, dark tourism tidak semua harus berupa pemakaman, monumen peringatan pun masuk ke dalam daftar tujuan dark tourism. Sebagai contoh selain Lubang Buaya, Taman Prasasti bisa menjadi salah satu destinasi dark tourism di Jakarta. So, are you interested in dark tourism?

Comments

  1. Saya malah ngeri ya ngeliatnya. Mungkin berbeda bagi orang lain :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sejujurnya waktu saya menulis ini saya juga ngeri sendiri :)

      Delete
  2. Sebagus apapun bentuk makam, menurut saya pasti ada daya magisnya...:)

    ReplyDelete
  3. Wahh aku juga pengen nih nyoba...

    ReplyDelete

Post a Comment