Periplus Menjadi Surga Bagi Kutu Buku Bacaan Impor


Periplus. Sumber: Twitter

Percaya atau tidak, ada feel yang berbeda ketika membaca buku terjemahan dan buku dalam bahasa native. Saya merasakannya sejak terbiasa membaca buku dan novel berbahasa Inggris dimulai ketika kuliah dulu. Mulanya, saya hanya membaca buku materi perkuliahan dan tugas-tugas literature seperti puisi The Raven karya Edgar Allan Poe atau novella berjudul Christmas Carol karangan Charles Dickens. Tak disangka, ternyata ketagihan membaca dalam bahasa Inggris.

Awalnya saya sempat kesulitan hingga kepala pening membaca tulisan-tulisan berbahasa luar ini. Apalagi, sebelum kuliah saya belum terbiasa dengan bacaan berbahasa asing sebab buku bacaan yang ada kebanyakan adalah versi terjemahan. Namun, lambat laun semua itu berubah. Saya merasa nyaman membaca buku dalam bahasa aslinya (untuk karya berbahasa Inggris) lalu mulai download novel populer dalam bentuk PDF gratis (selain untuk urusan tugas). Beberapa di antaranya adalah Fifty Shades of Grey, The Maze Runner, dan semua seri novel Harry Potter.

Dapat dirasakan bahwa saat membaca buku dalam bahasa aslinya (dalam hal ini adalah bahasa Inggris), saya bisa menerima nyawa buku ini secara langsung. Emosi dan makna yang disampaikan membuat saya lebih memahami maksudnya dan ada kepuasan tersendiri. Buku Harry Potter yang pernah saya baca dalam bahasa Indonesia bahkan saya baca ulang dalam versi bahasa Inggris. And it gives you something totally different. Memang pasti ada kata-kata yang masih asing sambil menerka-nerka artinya, namun hal ini bukan lah perkara yang besar dan sama sekali tidak menghambat imajinasi saya.

Tak puas membaca pada layar gawai dan komputer, saya ingin memiliki novel dalam bentuk hard copy. Sempat dibuat galau karena buku-buku impor berbahasa Inggris ini tak banyak dijual di toko-toko buku. Di Gramedia pun area yang disediakan tidak banyak. Plus, buku-buku yang saya cari biasanya tidak ada. Hingga suatu ketika, seorang mantan rekan kerja saya memperkenalkan Periplus, tempat ia kerap membeli majalah dan buku-buku impor. It’s relieving.


Halaman depan Periplus Online


Kalian pasti tahu, kan, soal Periplus? Dapat dikatakan, Periplus adalah surga bagi penggemar buku-buku impor dengan harga yang cukup terjangkau. Didirikan pada tahun 1985, toko buku ini memiliki misi untuk menyediakan berbagai buku impor berkualitas kepada pembaca Indonesia. Hingga kini, sudah lebih dari 45 outlet Periplus yang tersebar di Indonesia, termasuk di bandara dan pusat perbelanjaan. Di Jakarta sendiri, kalian bisa menemukannya di Pondok Indah Mall, Kemang Colony 6, Lotte Shopping Avenue, Plaza Indonesia, Plaza Senayan, dan Gandaria City.

Yang lebih menyenangkan, Periplus membuka jasa pesan buku secara online. Cukup masuk ke website www.periplus.com dan daftarkan diri kalian melalui cara yang nggak ribet. Kalian cukup memasukkan data diri berupa nama, e-mail, tanggal lahir, dan password saja. Setelah itu, kalian akan disambut dengan halaman depan website yang menawarkan berbagai pilihan buku dan majalah impor, tinggal cari dan klik mana yang kalian inginkan dari tempat duduk di belakang komputer tanpa harus berurusan dengan jalanan menuju ke outlet mereka.

Mencari pilhan buku-buku impor (kiri). Periplus juga menyediakan berbagai buku tentang Indonesia dalam bahasa Inggris


Periplus ini memiliki beberapa kelebihan dibandingkan beberapa toko buku online lainnya. Pertama, tak jarang Periplus memberikan promo dan potongan harga yang lumayan banget sehingga kita tidak perlu merogoh kantong terlalu dalam. Selain itu, pilihan bukunya cukup lengkap mulai dari versi mass paperbound hingga hard cover. Harga akhir yang diberikan pun jelas dan kalian bisa melihat sendiri detailnya, sudah tidak termasuk embel-embel lain. Bila total pembelian melebihi Rp. 200.000, buku kalian mendapatkan keuntungan berupa free shipping atau bebas biaya kirim. Isn’t that great? Tak cukup sampai di situ saja. Periplus akan memberikan poin untuk setiap pembelian sesuai dengan harga. Per poin bernilai Rp. 10.000, jadi jika membeli buku seharga Rp. 250.000 artinya kalian akan mendapat 25 poin. Di akhir tahun, poin yang kalian kumpulkan dapat digunakan untuk mendapatkan buku baru. Dengan syarat, kalian harus rajin belanja juga di situ supaya poinnya bertambah terus.

Saya sempat mencoba layanan Periplus online ini. Kebetulan, saat itu saya ingin membeli buku karangan James Dashner yang berjudul The Fever Code, prekuel dari The Maze Runner. Sementara itu, seorang teman saya ingin memiliki The Death Cure dari pengarang yang sama dan kebetulan sedang ada potongan harga sebesar 20%. Cara memesannya sangat mudah dan kita bisa memilih layanan pengirimannya sendiri yaitu dengan menggunakan JNE atau TIKI. Tiga hari berselang, buku pesanan saya sudah tiba. Awesome. Kedua buku yang saya pesan dibungkus rapi dengan kardus kecil tebal bertuliskan Periplus, sehingga barang yang berada di dalamnya aman dan tidak mengalami kerusakan atau lipatan selama perjalanan.

Di antara berbagai layanan belanja buku yang ada saat ini, layanan Periplus ini sangat membantu bagi saya. Mungkin toko buku impor sebelah milik Jepang memiliki buku dan majalah yang di-display lebih banyak dari milik Periplus, namun sayangnya mereka tidak menyediakan layanan online. Sedangkan toko buku yang 'tak terbatas' alias Books & Beyond itu terkadang masih memberikan harga yang cukup mahal meski outlet-nya juga banyak tersebar. Akhir kata, mungkin jika kalian ingin menambah koleksi buku impor atau mencari kado akhir tahun bagi your special others yang kutu buku, Periplus bisa menjadi alternatif yang baik.
Happy reading!

Comments

  1. Aku sempat mau baca harry potter 3 yg versi aslinya. Gak selesai karena udah pusing duluan.. Hee

    ReplyDelete
  2. Thanks infonya
    Baru tau kalau ada ini

    ReplyDelete
  3. Mungkin bisa dicoba suatu hari nanti aplikasinya

    ReplyDelete
  4. Informatif, blognya bagus, tulisannya renyah, top markotop pokoknya. Hihi sukses terus mba 😄

    ReplyDelete
  5. ingin coba periplus juga jadinya, thanks untuk sharingnya, Mbaak~

    ReplyDelete
  6. Baru tauuuu! Langsung bookmark. Terima kasih banyakkk T_T

    ReplyDelete
  7. Wah bisa khilaf ini kalau ke sana. Kudu siap uang yg banyak doong. Sayang di Lampung belum ada tempat beginian

    ReplyDelete

Post a Comment